Cara Konfigurasi Simple Queue Mikrotik
Sebagai
seorang administrator jaringan, hendaknya kita bisa membagi alokasi bandwidth
kepada setiap pengguna atau user yang ada didalam sebuah jaringan. Hal ini
perlu dilakukan supaya semua komputer user tetap mendapatkan jatah bandwidth
dari alokasi bandwidth yang ada. Jika hal ini tidak dilakukan, maka semua
alokasi bandwidth yang ada akan terpakai semua oleh satu atau beberapa orang
sehingga akan ada user lain yang tidak mendapatkan jatah bandwidth. Seperti
misalkan ada user yang gemar streaming video atau melakukan download file-file
yang berukuran besar, maka tentu saja bandwidth internet yang ada akan
digunakan oleh user tersebut tanpa pembatasan bandwidth.
Untuk
mengindari penggunaan bandwidth yang
tidak seimbang seperti ini, pada mikrotik router terdapat sebuah fitur queue, yang mana dengan fitur ini semua
komputer user dapat menikmati bandwidth yang
ada secara merata. Mikrotik router memiliki 2 tipe queue yang dapat diterapkan, yaitu Simple Queue dan Queue Tree.
Namun, pada tutorial kali ini, kita hanya akan mencoba melakukan Konfigurasi
pada simple queue saja.
Untuk
menerapkan queue ini, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Committed Information Rate
(CIR) merupakan alokasi bandwidth
minimum yang akan didapatkan oleh komputer user. Dengan adanya CIR ini, maka
semua komputer user akan tetap mendapatkan jatah bandwidth walaupun semua user pada jaringan tersebut sedang
bersama-sama menggunakan semua alokasi bandwidth
yang ada.
2. Maximum Information Rate
(MIR ) merupakan alokasi bandwidth maksimal yang akan didapatkan oleh user.
Seorang klien akan mendapatkan MIR jika kondisi jaringan sedang tidak sibuk
atau tidak sedang dipakai oleh komputer klien yang lain.
Sebagai
contoh kasus, misalkan kita memiliki bandwidth
upload dan download sebesar
1Mbps, dan terdapat 4 komputer user yang akan menggunakan alokasi bandwidth upload dan download tersebut. Sebagai administrator
jaringan, kita menginginkan supaya keempat komputer user tersebut akan
mendapatkan CIR sebesar 128 Kbps untuk upload
maupun download-nya, adapun jika
kondisi jaringan sedang tidak sibuk, maka komputer-komputer user tersebut dapat
menggunakan semua alokasi bandwidth yang
ada yaitu 1 Mbps. Untuk mempermudah dalam konfigurasi, kita akan menggunakan
topologi jaringan seperti pada gambar dibawah ini.
Topologi Jaringan Simple Queue |
Dari
topologi diatas, kita bisa melihat bahwa masing-masing komputer user akan
mendapatkan jatah bandwidth yang sama
rata disaat semua komputer sedang bersama-sama menggunakan bandwidth yang ada. Namun, jika ternyata hanya PC-1 saja yang
sedang menggunakan online, maka PC-1
tersebut akan mendapatkan semua alokasi bandwidth
yang ada yaitu 1 Mbps, dan jika komputer PC-2 juga ikut online maka anatar PC-1 dan PC-2 akan
mendaptkan jatah bandwidth yang sama
yaitu 512Kbps.
Untuk
memulai konfigurasi simple queue seperti
pada topologi jaringan diatas, maka pertama kita harus membuat sebuah queue utama, imana queue utama ini akan berisi informasi keseluruhan bandwidth yang akan diberikan pada
komputer didalam jaringan. Perintah yang dapat digunakan adalah :
queue simple add name=[NamaQueue] max-limit=[BandiwdthUpload/BandiwdthDownload] target=[IP/Interface]
Pada
bagian max-limit diisi dengan total
bandwith yang akan diberkan ke komputer user, sedangka pada bagian target, bisa diisi dengan nama interface
router mikrotik yang terkoneksi dengan komputer user, atau IP Address maupun IP
Network yang digunakan. Adapun hasil dari pembuatan queue utama seperti pada topologi yang digunakan adalah seperti
pada gambar dibawah ini.
Simple queue mikrotik |
Adapun
jika menggunakan winbox, untuk membuat simple
queue ini dapat dilakukan melalui menu Queue → Simple Queues → Add
Pembuatan Simple Queue Mikrotik Melalui Winbox |
Langkah
selanjutnya adalah membuat queue untuk
masing-masing komputer user yang ada. Caranya adalah sama dengan cara pembuatan
queue sebelumnya, namun ada sedikit
penambahan konfigurasi yaitu queue untuk
masing-masing user harus di koneksikan dengan parent queue yaitu queue
utama serta pada setiap queue untuk
user harus disertakan juga nilai CIR pada bagian limit-at dan MIR nya, dan informasi IP Address dari masing-masing
komputer user yang juga harus ditambahkan pada bagian target, seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Simple Queue Mikrotik |
Jika
menggunakan winbox, maka konfigurasi yang harus dilakukan adalah seperti tampak
pada gambar dibawah ini.
Pengaturan MIR dan CIR simple queue |
Adapun
hasil pembuatan queue untuk semua
komputer user akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini.
List simple queue yang sudah dibuat |
Untuk
mengetahui pemakaian bandwidth secara
real time masing-masing komputer
user, kita bisa lihat menggunakan tools → torch yang ada pada router
mikrotik.
Tools Torch Mikrotik |
Pengaturan
yang perlu dilakukan pada torch ini adalah menentukan interface yang akan
digunakan untuk memonitor bandwidth yang digunakan, seperti dalam contoh ini
interface yang dipilih adalah interface ether2. Setelah itu, maka saat
meng-klik tombol Start maka akan
ditampilkan setiap komputer user yang sedang menggunakan alokasi bandwidth yang
ada (perhatikan hasil monitoring pada angka 2 gambar diatas). Dari hasil monitoring bandwidth diatas, kita
bisa melihat keempat komputer user sedang aktif, kita bisa melihat tujuan
koneksi setiap komputer user pada bagian Dst,
untuk kecepatan download dari
komputer user dapat dilihat pada bagian Tx Rate (ini berarti dari ether2
pada router mikrotik melakukan transfer data ke komputer user, yang berarti
komputer user melakukan download), adapun
kecepatan upload dapat dilihat pada bagian Rx
Rate.
Apabila
salah satu komputer melakukan download data dari internet misalkan komputer
PC-4, sedangkan komputer yang lain tidak ada aktifitas internet yang dilakukan,
maka komputer PC-4 tersebut akan mendapatkan semua alokasi bandwidth yang ada, seperti pada gambar dibawah ini.
Monitoring pemakaian bandwidth mikrotik |
Pada
Queue
List juga kita bisa perhatikan terdapat perubahan warna menjadi merah
pada parent queue dan queue untuk PC-4 nya. Warna merah ini
menandakan alokasi bandwidth seluruhnya telah terpakai, adapun jika berwarna
kuning itu berarti bahwa bandwidth nya mau habis terpakai. Selanjutnya apabila
PC-1 juga melakukan download data dari internet, maka bandwidth yang diberikan
kepada PC-4 akan berkurang dan diberikan sebagian ke PC3. Namun, total
penggunaan bandwidth nya tidak akan melebihi dari nilai MIR yang telah
ditentukan yaitu 1Mbps.
Jika
diperhatikan, saat membuat queue untu
masing-masing komputer user diatas kita mengulang kembali menentukan nilai MIR
nya pada bagian max-limit. Dimana nilai max-limit yang diisi sama dengan nilai
max-limit pada parent queue nya. Sebenarnya,
kita bisa saja memberikan nilai MIR yang berbeda-beda untuk setiap komputer
user, selama total bandwidth yang ada masih memungkinkan untuk diberikan setiap
komputer, misalkan untuk komputer PC-1 sebesar 512 Kbps, untuk PC yang lain
juga diberikan bandwidth dengan nilai
yang berbeda-beda tergantung kebutuhan.
Simple Queue pada 2 Network
Contoh
kasus berikutnya adalah yang akan kita konfigurasi adalah pengaturan bandwidth pada sebuah router mikrotik
yang memiliki 2 buah jaringan LAN yang memiliki topologi jaringan seperti pada
gambar dibawah ini.
Simple queue mikrotik 2 LAN |
Dari
topologi jaringan diatas, diketahui bahwa LAN 1 yang memiliki IP Network
192.168.10.0/24 terkoneksi dengan router mikrotik pada interface eth2, sedangkan
LAN 2 yang memiliki IP Network 192.168.20.0/24 terkoneksi dengan router
mikrotik pada interace eth3. Alokasi bandwidth
yang tersedia untuk kedua jaringan LAN tersebut adalah 2 Mbps untuk MIR,
dan 512Kbps untuk CIR. Langkah konfigurasi simple
queue yang pertama kita buat adalah parent
queue untuk kedua LAN, misalkan kita berikan nama All-Bandwidth, perintah konfigurasi yang dilakukan adalah seperti
pada gambar dibawah ini.
Membuat Parent Queue |
Karena
queue all-bandwidth ini akan menangani 2 buah LAN yang memiliki IP Network
berbeda, maka seperti tampak pada gambar diatas pada bagian Target, kita masukkan kedua lamat IP
Network dari masing-masing LAN tersebut. Langkah selanjutnya adalah membuat sub parent queue untuk LAN 1 dan LAN 2 dimana
masing-masing sub parent queue ini
akan terhubung dengan parent queue All-Bandwidth yang telah dibuat. Hasil
konfigurasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Pembuatan simple queue |
Langkah
terakhir adalah membuat queue untuk
masing-masing komputer yang ada di LAN 1 dan LAN2. Pada pembuatan queue untuk masing-masing LAN ini kita
jangan lupa untuk menambahkan nilai CIR nya, yaitu 512 Kbps.
Limitasi bandwidth dengan simple queue |
Setelah
semua queue dibuat, maka seharusnya
hasil konfigurasi dari simple queue untuk
kedua LAN akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini.Hasil pembuatan simple queue
Nah,
untuk melihat real time bandwidth
yang digunakan oleh masing-masing LAN, kita bisa menggunakan Tools Torch seperti pada gambar dibawah
ini.
Monitoring pemakaian bandwidth dengan torch mikrotik |
Seperti
tampak pada gambar diatas, terlihat bahwa alokasi bandwidth terbagi sama rata
pada kedua LAN jika digunakan secara bersamaan. Namun jika hanya 1 LAN yang
aktif, maka tentu saja LAN aktif tersebut akan bisa menggunakan seluruh bandwidth yang ada. Walaupun alokasi bandwidth yang ada akan dibagikan secara
merata, namun kita tetap bisa mengatur skala prioritas dari bandwidth yang akan
digunakan oleh komputer yang ada pada jaringan LAN tersebut. Dimana jika ada
komputer yang yang memiliki prioritas lebih tinggi dari komputer lainnya, maka
disaat semua komputer sedang menggunakan alokasi bandwidth yang ada, komputer
dengan prioritas yang lebih tinggi tersebut bisa mengambil jatah bandwidth dari komputer lain !!
Saat
membuat simple queue, pada tab menu Advanced,
terdapat sebuah menu yang bernama Priority seperti tampak pada gambar
dibawah ini.
Pengaturan priority simple queue |
Nilai
prioritas memiliki rentang dari angka 1 hingga 8, semakin kecil nilai prioritas
maka semakin besar kesempatan sebuah komputer dapat mengambil jatah bandwidth dari komputer yang memiliki
nilai prioritas lebih besar. Anda bisa mencoba penggunaan priotias ini dari
konfigurasi yang sebelumnya telah kita buat. Misalkan komputer PC-1 memiliki
priotias paling tinggi yaitu 1, kemudian PC-2 memiliki nilai prioritas 2, PC-3
memiliki nilai prioritas 3 dan PC-4 memiliki nilai prioritas-4. Maka saat
ke-empat komputer sedang bersama-sama menggunakan alokasi bandwidth yang ada maka komputer PC1 lah yang akan memiliki bandwidth paling besar.
Bypass Bandwidth Antara Jaringan LAN
Dari
konfigurasi-konfigurai simple queue yang
telah kita buat sebelumnya, kita tidak menentukan arah tujuan koneksi (Dst)
dan hanya menentukan sumber koneksi saja (target) seperti pada gambar dibawah
ini.
Bypass bandwidth local |
Karena
tujuan koneksinya tidak ditentukan, maka kemanapun tujuan koneksi yang akan
dilakukan dari komputer sumber akan ikut terlimitasi bandwidth nya, baik itu koneksi yang mengarah ke internet ataupun
ke jaringan LAN 2 sesuai dengan topologi jaringan diatas. Namun, kita bisa
melakukan bypass bandwidth untuk
komunikasi antar jaringan LAN. Artinya, jika antar jaringan LAN melakukan
transmisi data seperti copy file antar jaringan maka tidak aka nada limitasi bandwidth untuk proses transmisi data
tersebut. Untuk melakukan hal ini, kita harus membuat sebuah queue lagi yang akan mengatur tidak
adanya limitasi bandwidth dari jaringan LAN 1 ke LAN 2 dengan perintah seperti
gambar dibawah ini.
Pembuatan queue bypass bandwidth local |
Maksud
dari perintah diatas adalah apabila ada koneksi yang berasal dari IP Network
192.168.10.0/24 yang menuju alamat IP Network 192.168.20.0/24, maka tidak ada
limitasi bandwidth nya ditandai
dengan Max-Limit 100Mbps/100Mbps yang merupakan kecepatan maksimal dari kabel jaringan.
Kemudian ada tambahan perintah yaitu Place-Before=0, maksud dari perintah
ini adalah queue yang akan kita buat
ini akan ditempatkan pada urutan teratas dari semua queue yang ada. Hal ini harus dilakukan karena router mikrotik akan
membaca rule-rule queue dari posisi
teratas (yang memiliki nomor index 0) ke posisi paling bawah. Jadi saat
komputer LAN 1 akan melakukan transmisis data dengan komputer LAN 2, maka
router mikrotik pertama-tama akan menjalankan queue yang memiliki nomer index paling rendah, apabila rule nya sesuai maka queue tersebut akan langsung dieksekusi,
namun apabila rule queue nya tidak
sesuai maka router mikrotik akan melanjutkan membaca queue dengan nomer index yang
lebih besar.
Anda
bisa saja menempatkan queue bypass
bandwidth diposisi paling bawah, namun tentunya queue bypass bandwidth ini tidak akan pernah dieksekusi oleh router
mikrotik. Hal ini karena sebelumnya kita telah membuat rule queue yang mengatur
setiap koneksi data dari IP Network 192.168.10.0/24 dan pada rule queue tersebut kita tidak
menentukan alamat tujuan koneksinya yang mana hal ini berarti tujuan koneksi bersifat
umum yaitu kesemua IP, termasuk ke IP Network 192.168.10.0/24. Adapun posisi
penempatan queue yang seharusnya
adalah seperti pada gambar dibawah ini.
Penempatan posisi queue untuk bypass bandwidth local |
Apabila
komputer pada LAN 1 melakukan transmisi data ke jaringan LAN 2 dan ke internet
maka hasil limitasi bandwidth nya
akan tampak seperti pada gambar dibawah ini.
Pengujian pemakaian bandwidth dengan tool torch |
Masih
banyak lagi konfiurasi-konfigurasi simple queue yang dapat dilakukan pada
router mikrotik, misalkan membatasi kecepatan download data berdasarkan
ekstensi file tertentu, membatasi kecepatan internet untuk aplikasi tertentu
dan sebagainya. Namun, konfigurasi simple
queue yang bisa kami sampaikan hanya sampai disini saja, terima kasih sudah
berkunjung dan semoga bermanfaat.
Post a Comment for "Cara Konfigurasi Simple Queue Mikrotik"