Konfigurasi Static Routing, Load Balance dan Fail Over Router Mikrotik

 

Pernahkah Anda berfikir bagaimana cara komputer yang terdapat pada sebuah jaringan LAN bisa terkoneksi dengan komputer pada jaringan LAN yang lain, atau bahkan jaringan sebuah komputer bisa terkoneksi dengan komputer lain yang ada di seluruh penjuru dunia ?? Untuk dapat menghubungkan setiap komputer tersebut digunakan sebuah teknik yang dinamakan dengan Routing. Dengan routing ini kita dapat menghubungkan sebuah jaringan komputer dengan jaringan komputer yang lain yang berbeda network address nya atau bahakan berbeda teknologi yang digunakan. Dan untuk bisa melakukan routing ini kita membutuhkan sebuah perangkat jaringan yang dinamakan dengan Router. Ada banyak router yang bisa digunakan untuk membuat routing ini, dan dalam tulisan kali ini kita akan membuat contoh konfigurasi routing sederhana menggunakan router mikrotik.

Dalam membuta routing, ada beberapa teknik routing yang biasa digunakan, yaitu routing static dan routing dynamic. Namun pada pembahasan kali ini kita akan mempraktikkan step by step konfigurasi routing static pada router mikrotik. Untuk lebih memudahkan dalam proses konfigurasi routing static, kita akan membuat routing pada jaringan yang memiliki topologi seperti gambar dibawah ini.

Topologi Jaringan
Topologi Jaringan

Perhatikan gambar diatas, terdapat 4 buah router yang memiliki nama GW, BR1, BR2, dan BR3. Dan terdapat 3 buah komputer yaitu Client 01, Client 02, dan Client 03 serta network address dari setiap router tersebut juga berbeda-beda. Tujuan akhir dari routing yang akan dilakukan adalah supaya semua komputer klien pada topologi jaringan tersebut bisa terkoneksi satu dengan yang lainnya. Perhatikan tabel dibawah ini untuk melihat IP Address dan Network Address dari masing-masing router.

Router

Interface

IP Address

Network Address

Koneksi ke

GW

Eth1

30.0.0.2

30.0.0.0/30

Internet

Eth2

30.1.1.1

30.1.1.0/29

Router BR1,BR2

Eth3

30.3.3.1

30.3.3.0/29

Router BR3

BR1

Eth1

30.1.1.2

30.1.1.0/29

Router GW,BR2

Eth2

192.168.100.1

192.168.100.0/24

LAN Client01

Eth3

30.2.2.1

30.2.2.0/29

Router BR2

BR2

Eth1

30.1.1.3

30.1.1.0/29

Router GW, BR1

Eth2

192.168.200.1

192.168.200.0/24

LAN Client02

Eth3

30.2.2.2

30.2.2.0/29

Router BR1

Eth4

30.4.4.1

30.4.4.0/29

Router BR3

BR3

Eth1

30.3.3.2

30.3.3.0/29

Router GW

Eth2

192.168.50.1

192.168.50.0/24

LAN Client03

Eth3

30.4.4.2

30.4.4.0/29

Router BR2

 

Tahapan Konfigurasi

Setelah memahami topologi jaringan diatas, kini saatnya kita memulai konfigurasi routing static pada setiap routernya. Namun sebelum itu, kita hendaknya harus memahmai cara kerja routing static pada router mikrotik terlebih dahulu. Cara kerja dari routing static pada mikrotik ini adalah berapa alamat network address yang ingin dituju (dst_address) dan berapa IP Gateway yang digunakan untuk menjangkau network address tersebut ? Jadi, dalam melakukan konfigurasi routing static ini, kita harus mengetahui berapa network address jaringan yang dituju serta IP Gateway yang digunakan. Untuk IP Gateway, itu meruapakan IP dari router tetangga yang terkoneksi secara langsung dengan router yang akan ditambahkan data routing nya. Dimana router tetangga itu memiliki informasi routing ke network address yang dituju. Berikut ini langkah-langkah konfigurasi yang harus dilakukan.

1. Konfigurasi IP Address

Langkah pertama adalah memberikan IP Address pada setiap router, kita tidak akan membahas langkah-langkah memberikan IP Address ini, Anda bisa membaca cara memeberikan IP Address pada router mikrotik pada artikel lain di blog ini. Hasil konfigurasi IP Address pada setiap router dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Konfigurasi IP Address Router Mikrotik
Konfigurasi IP Address Router Mikrotik

Setelah IP Address dari setiap router berhasil dikonfigurasi, harusnya setiap router yang memiliki alamat network address sama sudah bisa saling berkomunikasi seperti router GW memiliki network address yang sama dengan router BR3 yaitu 30.3.3.0 dan berikut hasil tes PING dari kedua router tersebut.

Uji koneksi dengan perintah PING
Uji koneksi dengan perintah PING

2. Konfigurasi Routing Static

Langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi routing static pada setiap router, namun sebelum itu kita perlu melihat tabel routing yang ada pada setiap router. Tabel routing ini berisi informasi tentang alamat network yang dikenali oleh router tersebut. Gunakan perintah ip route print untuk melihat informasi tabel routing dari setiap router dan berikut ini merupakan tabel routing yang ada pada router GW dan router BR3.

Tabel Routing Mikrotik
Tabel Routing Mikrotik

Jika menggunakan winbox, untuk melihat tabel routing dapat dilakukan dari menu IPRoute.

Tael Routing Mikrotik
Tabel Routing Mikrotik

Saat memberikan IP Address pada sebuah interface router mikrotik, maka secara otomatis akan ditambahkan juga informasi routing untuk IP Address tersebut pada tabel routing mikrotik. Perhatikan informasi routing pada router GW, pada tabel routing tersebut terdapat 3 buah alamat network address yang dikenali yaitu 30.0.0.0/30, 30.1.1.0/29, dan 30.3.3.0/29. Artinya adalah, router GW bisa berkomunikasi dengan ketiga alamat network address tersebut, baik itu IP Address pada interface router GW itu sendiri ataupun IP Address pada router lain yang memiliki network address sama, contohnya IP 30.3.3.2 yang merupakan IP Address pada router BR3.

Uji koneksi dengan perintah ping
Uji koneksi dengan perintah ping

Seperti tampak pada gambar diatas, koneksi dari router GW ke router BR3 berhasil dilakukan karena kedua router tersebut berada pada satu network address yang sama. Sekarang coba tes ping dari router GW ke IP 192.168.50.1 yang ada pada router BR3, hasilnya adalah seperti gambar dibawah ini.

Uji koneksi dengan perintah ping
Uji koneksi dengan perintah ping

            Seperti tampak pada gambar diatas, router GW tidak berhasil menjangkau IP 192.168.50.1 dengan keterangan NO ROUTE TO HOST. Hal ini karena  router GW tidak mengenali IP tersebut (network address tidak terdaftar pada table routing).  Oleh karena itu, harus ditambahkan routing untuk network address 192.168.50.0/24 pada router GW. Perintah yang digunakan untuk menambah routing adalah :

 ip route add gateway IP_GATEWAY dst-address=Network_Address_Tujuan.

Untuk IP_GATEWAY diisi dengan IP 30.3.3.2 (IP Eth1 router BR3) dan Network address tujuan diisi dengan 192.168.50.0/24 (IP Eth2 router BR3). Jika ada pertanyaan, kenapa IP_Gateway harus diisi dengan IP 30.3.3.2 apakah bisa pakai IP lain misalkan IP 30.1.1.2 (IP Eth1 router BR1) atau IP 30.1.1.3 (IP Eth1 router BR2) ? Jawabannya adalah adalah tidak harus dengan IP tersebut. Kita bisa saja menggunakan IP 30.1.1.2 atau 30.1.1.3 untuk IP_Gateway nya (Mengacu pada topologi yang kita gunakan), namun hal ini akan kita bahas belakangan. Ingat salah satu fungsi routing adalah mencari jalur terpendek & terbaik bukan ? Oleh karena itu, router GW jika ingin menghubungi IP 192.168.50.1 jalur terpendek & terbaik nya adalah langsung melalui router BR3 itu sendiri, karena router GW dan router BR3 terkoneksi secara langsung, dan IP 192.168.50.1 dikenali oleh router BR3 itu sendiri.

Pemilihan jalur routing terbaik
Pemilihan jalur routing terbaik

Berikut ini proses penambahan routing pada router GW.

Konfigurasi static routing mikrotik
Konfigurasi static routing mikrotik

Perhatikan gambar diatas, setelah ditambahkan routing ke network address 192.168.50.0/24 (perintah didalam garis merah), maka pada tabel routing di router GW akan ditambahkan informasi routing untuk network address tersebut (tanda panah). Sekarang coba kembali ping ke IP 192.168.50.1 pada router GW, harusnya sudah bisa terkoneksi. Apabila menggunakan winbox, maka langkah-langkah untuk membuat routing static ini adalah dari menu IP → Route → Add.

Konfigurasi static routing mikrotik
Konfigurasi static routing mikrotik

Router BR3 juga memiliki IP Address lain pada interface eth3 yaitu 30.4.4.2, oleh karena itu pada router GW harus ditambahkan juga routing menuju network address 30.4.4.0/29. Demikian juga sebaliknya, pada Router BR1 harus ditambahkan routing ke network address 30.1.1.0/29 yang merupakan network address ether2 pada router GW. Sehingga hasil penambahan tabel routing pada router BR3 dan router GW adalah seperti gambar dibawah ini.

Tabel routing
Tabel routing

Sampai tahap ini, antara router BR3 dan router GW seharusnya sudah bisa saling berkomunikasi ke setiap IP Address dari masing-masing router. Silahkan uji koneksinya dengan perintah PING dari masing-masing router. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan routing statik dari router lain yang saling terkoneksi secarang langsung, yaitu :

a.       Router GW dengan Router BR1

Routing pada router GW yang perlu ditambahkan untuk koneksi ke router BR1 adalah routing network address 192.168.100.0/24 dan network address 30.2.2.0/29, gateway yang digunakan adalah IP 30.1.1.2. Adapun dari router BR1 routing yang perlu ditambah untuk koneksi ke router GW adalah network address 30.3.3.0/29 dengan gateway 30.1.1.1. Hasil penambahan routing pada router BR1 dan router GW adalah seperti tampak pada gambar dibawah ini.

Jalur routing
Jalur routing

Tabel routing
Tabel routing

b.      Router GW dengan Router BR2

Routing pada router GW yang perlu ditambahkan untuk koneksi ke router BR2 adalah network address 192.168.200.0/24, gateway yang digunakan adalah IP 30.1.1.3. Jika diperhatikan pada router BR2 masih terdapat 2 buah network address yang lain yaitu 30.2.2.0/29 dan 30.4.4.0/29, namun tidak perlu ditambahkan routing lagi untuk kedua alamat network address tersebut, karena pada konfigurasi sebelumnya sudah ditambahkan routing untuk kedua network address tersebut di router GW. Adapun dari router BR2 routing yang perlu ditambah untuk koneksi ke router GW adalah network address 30.3.3.0/29, dengan gateway 30.1.1.1. Hasil penambahan routing pada router BR1 dan router GW adalah seperti tampak pada gambar dibawah ini.

Jalur routing
Jalur routing

Tabel routing
Tabel routing

c.       Router BR1 dengan Router BR2

Routing pada router BR1 yang perlu ditambahkan untuk koneksi ke router BR2 adalah network address 192.168.200.0/24 dan 30.4.4.0/29, gateway yang digunakan adalah IP 30.2.2.2. Adapun dari router BR2 routing yang perlu ditambah untuk koneksi ke router BR1 adalah network address 192.168.100.0/24, gateway yang digunakan adalah IP 30.2.2.1. Hasil penambahan routing pada router BR1 dan router GW adalah seperti tampak pada gambar dibawah ini.

Jalur routing
Jalur routing

Tabl routing
Tabl routing

d.      Router BR2 dengan Router BR3

Routing pada router BR2 yang perlu ditambahkan untuk koneksi ke router BR3 adalah network address 192.168.50.0/24, gateway yang digunakan adalah IP 30.4.4.2. Adapun dari router BR3 routing yang perlu ditambah untuk koneksi ke router BR2 adalah network address 192.168.200.0/24 dan 30.2.2.0/29, gateway yang digunakan adalah IP 30.4.4.1. Hasil penambahan routing pada router BR1 dan router GW adalah seperti tampak pada gambar dibawah ini.

Jalur routing
Jalur routing

Tabel routing
Tabel routing

            Sampai tahap ini, seharusnya setiap router yang sudah ditambahkan informasi routing ke network address router lain (router yang terkoneksi secara langsung) sudah bisa saling berkomunikasi. Anda bisa menguji koneksi dari setiap router menggunakan perintah PING.

Langkah selanjutnya adalah konfigurasi routing untuk router yang posisinya tidak saling berdekatan (tidak terhubung secara langsung). Jika dilihat kembali pada topologi jaringan yang digunakan, maka ada 2 router yang posisinya tidak saling berdekatan yaitu router BR1 dengan router BR2 karena kedua router tersebut terpisahkan oleh router lain (router GW & BR2). Untuk membuat routing dari kedua router tersebut caranya sama seperti langkah sebelumnya, tentukan berapa network address dan gateway yang digunakan. Kembali perhatikan topologi jaringan dibawah ini.

Jalur routing
Jalur routing

Seperti topologi diatas, apabila router BR3 dan BR1 ingin saling berkomunikasi maka jalur komunikasi yang bisa dipilih bisa melalui router BR2, oleh karena itu router BR2 akan berperan sebagai gateway yang menghubungkan kedua router tersebut. Hal ini juga karena pada router BR2 sudah terdapat informasi routing yang menuju router BR1 dan router BR3 yang sebelumnya sudah kita konfigurasi. Adapun jika pada router BR2 tidak terdapat informasi routing menuju router BR1 dan BR3 maka router BR1 dan router BR3 tidak akan bisa berkomunikasi sama sekali !! Pada router BR1 konfigurasi routing yang ditambahkan adalah network address 192.168.50.0/24 adapun gateway yang digunakan adalah IP 30.2.2.2 yang merupakan IP interface eth3 dari router BR2. Hasil konfigurasi routing nya adalah seperti gambar berikut ini.

Tabel routing
Tabel routing

Adapun pada router BR3 konfigurasi routing yang ditambahkan adalah network address 192.168.100.0/24 dengan gateway 30.4.4.1. Hasil konfigurasi routingnya seperti tampak pada gambar dibawah ini.

Tabel routing
Tabel routing

Seletah selesai dikonfigurasi, sekarang uji koneksi dari router BR1 ke roter BR3 ataupun sebaliknya, hasilnya akan tampak seperti pada gambar dibawah ini.


Tabel routing
Tabel routing

Fail over

Setelah komunikasi dari semua router berhasil terbentuk, maka langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana supaya koneksi-koneksi tersebut tetap terjaga jika ada permasalahan-permasalahan koneksi yang kemungkinan bisa terjadi. Misalkan ada salah satu router yang down, atau koneksi dari router terputus karna masalah kabel dan lain-lain. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah link cadangan yang diharapkan dapat membackup koneksi disaat koneksi utama yang digunakan bermasalah. Kembali kita melihat topologi jaringan untuk melihat jalur-jalur koneksi dari router kita.

Jalur routing
Jalur routing

Jika diperhatikan kembali topologi diatas, untuk router BR1 dan BR3 bisa saling berkomunikasi terdapat dua jalur yang dapat menghubungkan keduanya, yang pertama melalui router BR2 yang sebelumnya sudah dikonfigurasi. Adapun jalur kedua adalah melalui router GW. Karena terdapat 2 jalur yang menghubungkan kedua router ini, maka kita dapat membuat link backup. Cara membuat link backup ini sama seperti cara membuat routing static pada langkah sebelumnya, namun ada sedikit penambahan konfigurasi yaitu penambahan informasi distance. Sekarang mari kita perhatikan kembali tabel routing yang ada pada router BR3.

Tabel Routing
Tabel Routing

Perhatikan nilai distance pada routing yang menuju router BR1 nilai distance nya adalah 1, nilai ini otomatis didapatkan saat membuat routing static. Semakin kecil nilai distance maka link tersebut yang akan digunakan pertamakali oleh router saat melalkukan routing. Oleh karena itu, sekarang kita tambahkan satu lagi routing pada router BR3 yang menuju router BR1 dengan melalui router GW (Gateway yang digunakan adalah IP 30.3.3.1). Ada 2 tambahan perintah yang ditambahkan yaitu distance dan check-gateway.

Perintah Check Gateway
Perintah Check Gateway

Perintah Check Gateway
Perintah Check Gateway

Untuk routing baru yang ditambahkan kita berikan nilai distance=2, adapun perintah ­check-gateway digunakan untuk memeriksa koneksi dari router yang akan digunakan sebagai gateway apakah kondisinya aktif atau tidak. Jika ternyata router BR2 mengalami masalah maka router BR3 akan menggunakan router GW untuk menuju ke router BR1. Apabila anda ingin mengetahui jalur routing mana yang saat ini sedang digunakn oleh router BR3 untuk terhubung ke router BR1 bisa dicek menggunakan traceroute. Caranya adalah dari router BR3 ketikkan perintah tools traceroute 192.168.100.1

Perintah Check Gateway
Trace Route

Perhatikan gambar diatas, jalur yang digunakan oleh router BR3 adalah melalui IP 30.4.4.1 yang merupakan IP router BR2 baru kemudian terhubung ke IP 192.168.100.1. Sekarang coba kita disable koneksi dari router BR3 ke BR2 dan perhatikan kembali jalur routing yang akan digunakan oleh router BR3.

Trace Route
Trace Route

Disaat jalur routing melaui router BR2 terputus maka router BR3 akan langsung mengambil jalur routing secara otomatis melalui router GW. Tentunya teknik fail over ini akan sangat bermanfaat dikala terdapat masalah koneksi pada jalur routing yang telah dipersiapkan. Sekarang coba anda menganalisa kembali berdasarkan topologi yang digunakan, masih ada atau tidak kemungkinan pembuatan fail over ini pada router yang lain !!            

Load Balance

Jika menggunakan teknik fail over maka akan ada link cadangan yang akan digunakan saat link utama terputus. Namun jika anda menginginkan adanya 2 link sekaligus yang aktif bersamaan (teknik fail over hanya mengaktifkan 1 link aktif saat terjadi koneksi) maka anda bisa menggunakan teknik load balance. Seperti namanya, teknik load balance ini akan membagi trafik data kepada link-link yang ada sehingga tidak membebankan 1 link saja. Masih menggunakan topologi yang sama, untuk membuat load balance ini kita kembali akan menggunakan router BR3 dan BR1. Untuk melalakukan koneksi ke router BR2, trafik data dari router BR3 akan dibagi melalui router BR2 dan router GW. Perintah yang digunakan adalah ip route add gateway=gateway1,gateway2 dst-address=alamat_network_tujuan


Konfigurasi Load Balance
Konfigurasi Load Balance


Konfigurasi Load Balance
Konfigurasi Load Balance

Saat terjadi komunikasi anatara router BR1 dengan BR3 maka trafik datanya akan terbagi melalui router GW dan router BR2 seperti tampak pada gambar dibawah ini (perhatikan kolom TX dan RX pada interface ether 1 & 3).

Montoring load balance
Montoring load balance

Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.

 

Post a Comment for "Konfigurasi Static Routing, Load Balance dan Fail Over Router Mikrotik"