Belajar IP Address Kelas B (Subnetting)
Pada tutorial kali ini kita kembali akan membahas mengenai IP
Address v4, khususnya membahas sedikit lebih detail tentang IP Address Private Kelas
B. Namun, sebelum lebih jauh membahas IP Address kelas B ini, ada baiknya Anda
membaca sedikit pembahasan awal mengenai IP Address v4 ini pada link berikut.
Jika dibandingkan dengan IP Address kelas C, maka jumlah host yang
dapat di handle oleh IP Address kelas B jauh lebih banyak yaitu
berjumlah sekitar 65.534 host/network nya. Sehingga untuk jaringan komputer
yang memiliki jumlah host sangat banyak misalkan diatas 254 host maka alangkah
baiknya jika menggunakan IP Address kelas B untuk jaringan tersebut.
Network Bit dan Host Bit
Sebuah IP Address kelas B yang memiliki alamat network
172.16.0.0/16. Dari IP Network tersebut, kita bisa mengetahui berapa IP
pertama, IP terakhir serta alamat broad cast untuk IP tersebut yaitu seperti
pada gambar dibawah ini.
IP Address Kelas B |
Berdasarkan pada gambar diatas, maka untuk alamat IP Network
172.16.0.0/16 tersebut memiliki IP Host dari 172.16.0.1 sampai dengan
172.16.255.254. Artinya, untuk sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP
Network 172.16.0.1/16, semua komputer klien dalam jaringan tersebut bebas
menggunakan IP berapa saja dari rentang IP 172.16.0.1 sampai 172.16.255.254
seperti contoh pada gambar dibawah ini.
Penerapan IP Address Kelas B |
Seperti halnya pada IP Address kelas C, IP Address kelas B-pun
memiliki alamat network dan alamat host. Dimana untuk setiap komputer klien
yang memiliki alamat network yang sama maka sudah tentu komputer-komputer klien
tersebut dapat saling berkomunikasi satu sama lainnya. Untuk IP Address kelas
B, 2 oktet pertama merupakan alamat untuk network dan 2 oktet terakhir
merupakan alamat untuk host. Perhatikan gambar dibawah ini.
Network Bit dan Host Bit IP Address Kelas B |
Sekali lagi, selamat IP Network yang digunakan oleh sebuah komputer
sama maka komputer tersebut sudah pasti bisa berkomunikasi secara langsung
tanpa perantara router. Namun, apabila IP network dari komputer-komputer dalam
sebuah jaringan berbeda maka komputer tersebut tidak bisa berkomunikasi secara
langsung kecuali dengan bantuan router. Table dibawah ini menggambarkan IP
Address kelas B yang memiliki beberapa alamat network yang berbeda dan alamat
host untuk masing-masing networknya.
IP Network IP Address Kelas B |
Adapun daftar IP Address kelas B (IP Address Private) yang boleh
digunakan untuk keperluan jaringan LAN adalah 172.16.0.0 sampai dengan
172.31.255.255 dengan subnet mask default 255.255.0.0, adapun diluar ranges
tersebut digunakan untuk keperluan IP Public.
Subnetting IP Address Kelas B
Subnetting merupakan cara yang dilakukan untuk memecah sebuah
network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Misalkan saja kita
memiliki sebuah IP Address kelas B dengan alamat network awal 172.16.0.0, dan
memili alamat subnet mask default yaitu 255.255.0.0. IP Address tersebut juga
bisa ditulis dengan format 172.16.0.0/16. Langkah selanjutnya, kita bisa
menggunakan bantuan table CIDR untuk mempermudah proses subnettingnya.
Tabel CIDR |
Pada table diatas, terlihat berapa saja kemungkinan subnetmask yang
digunakan proses subnettingnya. Setiap subnetmask juga sudah memiliki nilai
CIDR yang ditulis dalam format “/”. Perlu diketahui bahwa untuk proses
subnetting IP Address kelas B ini memiliki sedikit perbedaan cara
subnettingnya, husunya untuk CIDR /25 sampai /30. Adapun untuk CIDR dari /17
sampai /24 caranya persis sama dengan proses subnetting pada IP Address kelas
C.
Kembali ke contoh subnettingnya, kita sudah memiliki IP network
172.16.0.0/16 dimana jumlah host yang dimiliki oleh IP Address ini adalah
sebanyak 65.654 host. Karena jumlah host ini dirasa terlalu banyak dan kita
menginginkan supaya jumlah host nya diperkecil, misalkan diperkecil menjadi
8000 host saja, maka berdasarkan pada table CIDR untuk menghasilkan 8000 host kita
bisa menggunakan CIDR /19 yang memiliki 8.190 host. Adapun proses detail subnettingnya adalah
sebagai berikut.
1.
Alamat IP
Network awal adalah 172.16.0.0/16 kemudian dibuah menjadi 172.16.0.0/19 (ini
merupakan nilai subnet pertama yang terbentuk).
2.
Kita lakukan
konversi nilai CIDR /19 menjadi bilangan biner dengan hasil konversi seperti
tampak pada gambar dibawah ini.
Konversi CIDR menjadi bilangan biner |
Anda bisa membaca lebih detail cara melakukan konversi IP Address
ke bilangan biner ini pada link berikut.
3.
Menghitung
jumlah subnet baru yang terbentuk,
caranya adalah dengan menggunakan rumus 2X, dimana X adalah
jumlah bilangan biner 1 pada 2 octet terakhir (octet ke-3 dan ke-4) pada hasil
konversi bilangan biner sebelumnya. Karna jumlah angka 1 pada 2 okter terakhir
sebanyak 3 maka jumlah subnet baru yang terbentuk adalah 23 = 8
Subnet.
4.
Menghitung
jumlah host pada setiap subnet, caranya
adalah menggunakan rumus 2y-2, dimana Y adalah jumlah
bilangan biner 0 pada 2 octet terakhir (octet ke-3 dan ke-4), sehingga 213-2
= 8190 host per subnet. Jadi dari 8 subnet yang terbentuk, masing-masing
subnet memiliki 8.190 host.
5.
Menentukan blok
subnet, dengan rumus 256 – 224 = 32, angka
224 didapatkan dari nilai subnetmask 224 pada 255.255.224.0 untuk CIDR /19. Sehingga nanti alamat
network lengkap yang terbentuk adalah seperti pada gambar dibawah ini.
Penentuan blok subnet |
Dengan mengetahui alamat blok subnet, maka kita sudah bisa
menentukan alamat subnetwork baru yang terbentuk, dimana subnet pertama alamat
networknya 172.16.0.0 kemudian alamat network awal tersebut octet ke-3 nya
ditambah dengan angka 32 (sesuai blok subnet yang didapatkan) sehingga
didapatkan alama network berikutnya yaitu 172.16.32.0
dan begitu seterusnya setiap subnet berikutnya ditambahkan angka 32 pada octet
ketiganya untuk mendapatkan alamat network barunya.
6.
Menentukan
alamat host valid dan alamat broadcast, dapat
dilihat pada table dibawah ini.
Alamat Valid Host dan Broadcast |
Dilihat dari gambar diatas, maka kita sudah mendapatkan 8 subnetwork baru yang siap diimplementasikan dilapangan.
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting lagi namun
menggunakan CIDR diantara /25 sampai /30. Seperti yang sudah diterangkan
sebelumnya, ada sedikit perbedaan dengan proses subnetting menggunakan CIDR /17
sampai /24. IP Network awal yang akan kita gunakan masih sama seperti pada
contoh sebelumnya yaitu 172.16.0.0/16. Kita maengiginkan supaya jumlah host
akan dicover oleh IP ini adalah sebanyak 100 Host saja setelah proses
subnetting. Jika melihat kembali pada table CIDR, maka untuk 100 host dapat diwaliki
dengan menggunakan /25 yang memiliki total host sebanyak 126 host. Adapun
detail proses subnetting nya adalah sebagai berikut.
1.
Alamat IP
Network awal adalah 172.16.0.0/16 kemudian diubah menjadi 172.16.0.0/25 (ini
merupakan nilai subnet pertama yang terbentuk)
2.
Kita lakukan
konversi nilai CIDR /25 menjadi bilangan biner dengan hasil konversi seperti
tampak pada gambar dibawah ini.
Konversi CIDR menjadi bilangan biner |
3.
Menghitung
jumlah subnet baru yang terbentuk,
caranya adalah dengan menggunakan rumus 2X, dimana X adalah jumlah
bilangan biner 1 pada 2 octet terakhir (octet ke-3 dan ke-4) pada hasil
konversi bilangan biner sebelumnya. Karna jumlah angka 1 pada 2 okter terakhir
sebanyak 9 maka jumlah subnet baru yang terbentuk adalah 29 = 512
Subnet.
4.
Menghitung
jumlah host pada setiap subnet, caranya
adalah menggunakan rumus 2y-2, dimana Y adalah jumlah
bilangan biner 0 pada 2 octet terakhir (octet ke-3 dan ke-4), sehingga 27-2
= 126 host per subnet. Jadi dari 512 subnet yang terbentuk, masing-masing
subnet memiliki 126 host.
5.
Menentukan blok
subnet, dengan rumus 256 – 128 = 128, angka
128 didapatkan dari nilai subnetmask 128 pada 255.255.224.128 untuk CIDR /25. Sehingga nanti alamat network
lengkap yang terbentuk adalah seperti pada gambar dibawah ini.
Pada contoh subnetting sebelumnya
yang menggunakan CIDR /19 alamat IP Network yang didapatkan ialah dengan
menambahkan angka 32 pada octet ketiga di setiap alamat network barunya. Adapun
untuk CIDR /25 sampai /30, nilai blok subnet nya ditambahkan pada octet ke-4,
setelah itu jika octet ke-4 nya sudah mencapai nilai octet maksimal yaitu 255,
maka barulah octet ke-3 nya dinaikkan menjadi angka 1,2,3 dan seterusnya. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Penentuan blok subnet |
Perhatikan octet ke-3 dan ke-4 pada
setiap IP Network baru yang terbentu (yang berwarna merah), kita sudah mendapatkan nilai blok subnet
adalah 128, maka pada subnet ke-2 angka 128 langsung ditambahkan pada octet
ke-4 sehingga didaptakan alamat subnet barunya adalah 172.16.0.128, kemudian pada subnet ke-3, kembali kita
tambahkan nilai 128 pada octet ke-4 dari subnet sebelumnya yaitu subnet ke-2. Nilai
octet ke-4 pada subnet ke-2 adalah 128 dan jika ditambahkan dengan blok subnet
128 maka akan menghasilkan nilai 256. Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya,
bahwa nilai octet maksimal pada setiap IP address adalah 255, maka untuk subnet
ke-3 ini octet ke-3 nya dinaikkan menjadi angka 1 dan octet ke-4 kembali
menjadi angka 0 sehingga pada subnet ke-3 ini didapatkan alamat network barunya
adalah 172.168.1.0, alamat subnet ke-4
adalah 172.168.1.128, dan begitu seterusnya.
6.
Menentukan
alamat host valid dan alamat broadcast, dapat
dilihat pada table dibawah ini.
Penentuan alamat valid host dan alamat broadcast |
Nah, itulah pembahasan seputar IP Address kelas B yang bisa kami
sampaikan pada tutorial kali ini, semoga bisa mudah difahami dan bermanfaat.
Jika ada kesalahan penulisan, tolong dikoreksi melalui kolom komentar ya…
terima kasih sudah berkunjung.
Post a Comment for "Belajar IP Address Kelas B (Subnetting)"