VLSM Subnetting
Variable Length Subnet Mask
(VLSM) merupakan salah satu cara melakukan subnetting IP Address yang
didasarkan pada jumlah host/komputer yang ada pada jaringan komputer dan
jumlah komputer pada setiap jaringan berbeda-beda. VLSM ini berbeda dengan
teknik subnetting yang menggunakan fixed length subnetting (FLS), dimana
subnetting dengan FLS ini akan menghasilkan jumlah IP Address yang sama rata
pada setiap subnet baru yang terbentuk. Pada tutorial sebelumnya, kita sudah
membahas mengenai subnetting dengan cara FLS ini, dan sebaiknya silahkan dibaca
sebelum melanjutkan cara subnetting menggunakan VLSM melalui link ini. Untuk
lebih memahami cara subnetting VLSM ini, kita akan menggunakan topologi
jaringan berikut :
Topologi Jaringan |
Jika diperhatikan pada topologi jaringan LAN diatas, maka dapat
kita ketahui bahwa pada setiap jaringan LAN memiliki host/komputer yang
jumlahnya berbeda-beda. Kita juga memiliki sebuah IP Network awal yaitu
192.168.10.0/24 (IP Address kelas C) yang akan digunakan pada jaringan
tersebut. Mungkin Anda berfikir apakah bisa menggunakan teknik subnetting
FLS dalam kasus diatas ? Maka jawabannya tentu saja bisa !. Namun, yang perlu
diperhatikan jika tetap memaksa menggunakan teknik sunbetting FLS
maka akan banyak IP Address yang tidak terpakai pada beberapa LAN. Misalkan
kita memutuskan untuk menggunakan CIDR /25 yang memilik 128 IP Address (hal ini
karena dari topologi jaringan diatas jumlah komputer terbanyak ada pada LAN 1,
yaitu 100 host), maka pada jaringan LAN 3 akan terdapat 76 IP Address yang
tidak terpakai. Begitu juga pada LAN 4 maupun LAN 0 akan terdapat lebih banyak
IP Address yang tidak terpakai. Karena subnetting dengan teknis FLS memang
digunakan untuk subnetting pada jaringan yang memiliki jumlah komputer yang
berbeda-beda pada setiap jaringan yang ada.
Untuk melaukan subnetting dengan VLSM, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengurutkan masing-masing jaringan LAN yang memiliki jumlah host
terbesar ke yang terkecil. Setelah itu, lakukan subnetting dari jaringan
LAN yang memiliki jumlah host terbanyak, dilanjutkan dengan jaringan LAN yang
memiliki jumlah host lebih sedikit, dan begitu seterusnya. Namun, dengan VLSM
ini akan terbentuk beberapa alamat Network yang memiliki nilai CIDR yang
berbeda-beda tergantung dari jumlah host yang ada pada jaringan
tersebut. Dan setiap alamat network baru yang terbentuk harus melanjutkan IP
Network dari jaringan LAN yang sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka pengurutan jumlah host terbanyak ke
yang terkecil dari topologi jaringan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Pemetaan Jumlah Host |
Subnetting LAN 1
Untuk mempermudah proses subnetting, kita akan menggunakan bantuan
tabel CIDR (Classes Inter Domain Routing) dibawah ini.
Tabel CIDR |
IP Network awal yang diberikan adalah 192.168.10.0/24, dimana jika
mengacu paka table CIDR untuk /24 maka jumlah IP Address total berjumlah
256 IP Address, dimana hanya 254 IP Address saja yang bisa digunakan oleh
komputer klient. Jika LAN 1 tetap menggunakan /24, maka akan terdapat banyak IP
Address yang tidak terpakai. Oleh karena itu, kita harus CIDR yang
memiliki jumlah host lebih sedikit dari
/24 namun mampu meng-cover 100 host, yaitu CIDR /25 yang
bisa meng-cover 126 host.
Pemilihan jumlah host pada tabel CIDR |
Jika diperhatikan, saat menggunakan /25 juga akan ada IP Address
yang tidak dipergunakan. Namun, jumlah IP Address yang tidak dipergunakan jauh
lebih sedikit dibandingkan jika menggunakan /24, ingat salah satu tujuan
subnetting adalah untuk mengurangi jumlah IP Address yang tidak terpakai.
Langkah selanjutnya adalah melakukan subnetting IP Network
192.168.10.0 menjadi 192.168.10.0/25, dimana hasil subnetting yang terbentuk
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Langkah - langkah subnetting VLSM |
Perhatikan gambar diatas, jika subnetting menggunakan /25 maka IP Network
192.168.10.0/24 akan menghasilkan 2 network baru yaitu 192.168.10.0/25 dan
192.168.10.128/25 dimana disetiap network akan terdapat 128 IP Address. Jika
Anda masih bingung darimana bisa terbentuk 2 network baru dan 128 IP Address,
maka perlu diketahui bahwa IP Network awal yang digunakan adalah
192.168.10.0/24 yang merupakan IP Address kelas C. Dimana untuk IP Address
kelas C, 24 Bit pertama pada netmask biner merupakan Network Bit, dan
8 Bit terakhir pada netmask biner merupakan Host Bit. Untuk
menentukan jumlah network baru pada
proses subnetting, rumusnya adalah 2n, dimana n adalah jumlah
nilai 1 pada Host bit, adapun jumlah IP Address pada setiap networknya adalah 2n,
dimana n adalah jumlah nilai 0 pada host bit yang telah dilakukan subnetting (perhatikan
nilai netmask biner pada /25 seperti gambar diatas). Penjelasan lebih detailnya
Anda bisa baca pada tutorialini. Adapun hasil subnetting lengkap yang dihasilkan adalah seperti
pada gambar berikut.
Tabel hasil subnetting |
Dari hasil subnetting diatas, kita mendapatkan 2 IP Network baru,
dan untuk LAN 1 maka IP Network yang harus digunakan adalah IP Network pertama,
adapun IP Network kedua akan digunakan pada proses subnetting berikutnya pada
LAN 2. Dibawah ini merupakan IP yang bisa digunakan pada LAN 1.
Subnet unuk LAN 1 |
Subnetting LAN 2
Selanjutnya adalah subnetting untuk jaringan LAN 2 yang memiliki 80
host. Langkah subnetting yang dilakukan adalah seperti langkah subnetting yang
dilakukan sebelumnya untuk LAN 1. Kita harus melihat kembali table CIDR untuk
melihat CIDR berapa yang akan digunakan untuk LAN 2, yaitu menggunakan /25
seperti pada LAN 1. Karena LAN 2 akan menggunakan CIDR /25, maka IP Network,
Broadcast, maupun Subnetmask yang digunakan untuk LAN 2 tinggal menggunakan
sisa network yang tidak digunakan oleh LAN 1 dengan detail seperti pada gambar
dibawah ini.
Subnet untuk LAN 2 |
Subnetting LAN 3
Untuk Subnetting LAN 3, prosesnya sama seperti LAN 1 dan LAN 2.
Berdasarkan pada tabel CIDR, untuk meng-cover 50 host maka bisa menggunakan /26
yang memiliki 64 IP Address. Kemudian kita harus menentukan berapa IP Network
yang akan digunakan pada LAN 3. Kita tetap harus melihat masih ada tidak nya IP
Network yang tersisa dari proses subnetting LAN 2. Dimana pada proses
subnetting LAN 2, sudah tidak ada lagi sisa IP Network yang tersisa, maka LAN 3
harus menggunakan IP Network baru dibawah IP Network LAN 2, yaitu IP Network
192.168.11.0 (lanjutan dari IP Broadcast LAN 2 yaitu 192.168.10.255).
Setelah itu, kita harus melihat kembali table CIDR untuk melihat
nilai CIDR yang akan digunakan. Untuk menampung 50 host, maka menggunakan CIDR
/26. IP 192.168.11.0 jika disubnett menggunakan /26 maka akan menghasilkan 4 IP
Network baru seperti pada gambar dibawah ini.
IP Network Baru |
Dari keempat subnet baru yang terbentuk diatas, maka subnet
pertamalah yang harus digunakan oleh LAN 3, sehingga IP Network, IP Address
host, IP Broadcast dan Subnet mask baru yang digunakan untuk LAN 3 adalah
seperti gambar dibawah ini.
Subnet LAN 3 |
Subnetting LAN 4
Jaringan LAN 4 hanya memiliki 6 host, sehingga jika melihat
pada table CIDR untuk menampung 6 komputer maka menggunakan /29. Alamat network
yang digunakan untuk LAN 4 ini adalah alamat network lanjutan dari LAN 3 yaitu
192.168.11.64. Kemudian kita harus lakukan subnetting lagi pada IP 192.168.11.64 menggunakan /29 sebelum
diterapkan pada LAN, dimana hasil subnettingnya adalah seperti pada gambar
dibawah ini.
Tabel hasil subnetting |
Jaringan LAN 4 harus menggunakan IP Network pertama pada gambar
diatas, dengan detail seperti pada gambar dibawah ini.
Subnet LAN 4 |
Subnetting LAN 0
Subnetting terakhir yang dilakukan adalah pada LAN 0 dimana host
nya adalah 3 router, sehingga menggunakan /29 untuk menampung 3 IP Address.
Alamat network yang digunakan oleh LAN 0 adalah alamat network lanjutan dari 192.168.11.64
yaitu 192.168.11.72, sehingga alamat network, broadcast, dan subnetmask untuk
LAN 0 adalah seperti pada gambar dibawah ini.
Subnet LAN 0 |
Adapun hasil lengkap dari subnetting pada contoh kasus diatas dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Tabel lengkap hasil subnetting |
Implementasi pada Jaringan
Setelah proses subnetting selesai, sekarang kita akan coba terapkan
hasil subnetting tersebut pada topologi jaringan dibawah ini, disertai dengan
konfigurasi routing pada setiap router supaya setiap LAN yang ada bisa saling
berkomunikasi.
Post a Comment for "VLSM Subnetting"